Pernahkah kamu merasa gatal atau iritasi setelah menggunakan pembalut? Ternyata alergi terhadap pembalut ini bisa dialami oleh sebagian perempuan. Meski pembalut dirancang untuk membantu menampung darah saat menstruasi, beberapa bahan yang digunakan dalam pembalut bisa menyebabkan reaksi alergi pada area kewanitaan.
Di dalam dunia medis, alergi pembalut disebut dengan dermatitis kontak. Gejalanya sendiri dapat berupa rasa gatal, ruam kemerahan, atau bahkan iritasi yang lebih parah. Kondisi ini tentunya bisa sangat mengganggu, terutama apabila kamu sedang dalam periode menstruasi.
Ingin tahu lebih lanjut soal alergi ini? Yuk, simak penjelasan di bawah ini seputar gejala, penyebab, cara mengatasi, dan cara menghindari alergi pembalut.
1. Gejala alergi pembalut
Alergi pembalut sebenarnya dapat menyebabkan gejala dengan variasi bentuk dan tingkat keparahan. Namun, gejala yang sering muncul biasanya meliputi:
- Ruam dan rasa gatal di area selangkangan serta vulva (bibir vagina) secara terus-menerus
- Sensasi terbakar atau panas
- Muncul rasa nyeri, terutama saat bergerak atau berjalan
- Pembengkakan pada vagina
- Kulit di area kewanitaan tampak merah dan meradang
- Munculnya benjolan yang terasa gatal.
2. Penyebab alergi pembalut
Alergi terhadap pembalut termasuk dalam kategori dermatitis kontak. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah napkin dermatitis, sanitary pad dermatitis, atau pad rash. Secara umum, peradangan pada dermatitis kontak tersebut disebabkan oleh kontak antara kulit dengan zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan reaksi alergi (dermatitis kontak alergi) atau iritasi (dermatitis kontak iritan).
Pembalut biasanya dibuat dari bahan-bahan yang mengandung zat kimia, seperti bahan sintetis, pewangi, pemutih, atau lainnya yang dapat memicu munculnya reaksi alergi. Di sisi lain, area vagina memang sangat rawan terkena iritasi karena kulit di sekitarnya yang cenderung sangat tipis dan sensitif. Apalagi jika sedang menstruasi, area tersebut akan semakin lembap yang dapat memperburuk kondisi apabila terjadi gesekan antara kulit dan pembalut.
Penyebab lain yang bisa memicu alergi pembalut yaitu penggunaan dalam waktu lama tanpa diganti dan bisa membuat vagina lecet. Ini karena pembalut yang sudah digunakan akan menjadi lembap dan memicu tempat berkembang biaknya bakteri serta jamur sehingga infeksi atau iritasi bisa saja muncul.
3. Cara mengatasi alergi pembalut
Jika kamu mengalami iritasi pada area vagina karena penggunaan pembalut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya menggunakan kompres dingin di area selangkangan untuk meredakan rasa perih, panas, dan ketidaknyamanan pada kulit yang iritasi.
Bungkus es dengan kain atau handuk bersih terlebih dahulu sebelum menempelkannya pada kulit agar tidak langsung bersentuhan dengan es. Lakukan kompres ini selama 10-15 menit dan ulangi beberapa kali sehari jika diperlukan.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan salep atau krim kortikosteroid dalam sehari sekali untuk mengatasi masalah peradangan pada kulit sekitar vagina. Penggunaan krim ini bisa kamu lanjutkan selama 7 hingga 10 hari hingga iritasi mereda.
Kortikosteroid biasanya tersedia dalam bentuk oles atau obat minum, namun penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dari dokter. Jika iritasi pada area intim semakin terasa mengganggu, segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat ya, Bela.
4. Cara menghindari alergi pembalut
Ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mencegah area intim mengalami alergi pembalut diantaranya sebagai berikut:
1. Pilih pembalut organik atau herbal
Pilihlah pembalut yang bebas dari pewangi, pemutih, atau bahan kimia lainnya. Pembalut organik yang terbuat dari 100% kapas organik biasanya dapat lebih ramah bagi kulit sensitif karena mengandung lebih sedikit bahan kimia. Pembalut hipoalergenik juga bisa menjadi pilihan, meskipun harganya sedikit lebih tinggi, namun lebih aman untuk kulit sensitif.
2. Jaga kebersihan area intim
Gejala alergi ini bisa saja semakin buruk jika area intim tidak dijaga kebersihannya. Oleh karena itu, ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali atau lebih sering. Mengganti pembalut secara teratur dapat menjaga kebersihan di area vagina, vagina tetap kering sehingga tidak menjadi tempat berkembang biaknya bakteri maupun jamur.
Selain itu, pastikan kamu mencuci area kewanitaan menggunakan air bersih. Hindari pula menggunakan produk sabun tertentu di area tersebut agar tidak semakin menambah buruk kondisi iritasi.
3. Gunakan pembalut kain atau menstrual cup
Jika mengalami lecet akibat penggunaan dari pembalut, kamu bisa mempertimbangkan pembalut kain yang bisa dicuci ulang atau menstrual cup. Menstrual cup sendiri biasanya terbuat dari bahan karet dan tidak mengandung bahan kimia tambahan sehingga mengurangi risiko alergi dan iritasi. Jika kamu ingin menggunakan menstrual cup, jangan lupa merebusnya sebentar sebelum dan sesudah pemakaian untuk mensterilkannya.
4. Menghindari penggunaan pembalut yang terlalu ketat
Jangan sampai kamu menggunakan pembalut terlalu ketat, ya! Hal ini dapat menyebabkan gesekan berlebih dan lecet pada vagina. Pastikan juga kamu menggunakan pakaian dalam yang nyaman dan pas saat dipakai.
Demikian informasi seputar alergi pembalut. Jika kamu mengalami keluhan gatal di area intim saat memakai pembalut, pastikan langsung berkonsultasi dengan dokter, ya!