Apa jadinya kalau dunia glamor Hollywood dikupas dari sisi paling absurd dan penuh drama? Itulah yang ditawarkan The Studio, serial komedi terbaru garapan Evan Goldberg dan James Weaver.
Dibungkus dalam format mockumentary yang jenaka, serial ini menyuguhkan cerita di balik layar industri perfilman yang penuh kekacauan, ego besar, keputusan absurd, dan tentunya, tawa tanpa henti. Lewat wawancara roundtable bersama Popbela, Evan Goldberg (Co-creator, Penulis, Sutradara, Produser Eksekutif) & James Weaver (Produser Eksekutif) mengungkap banyak fakta menarik dan cerita gila di balik proses kreatif serial ini—dari inspirasi nyata, kebebasan berimprovisasi, hingga kritik halus terhadap industri hiburan itu sendiri.
Kalau kamu penikmat komedi dengan selera cerdas dan suka drama industri yang relatable, The Studio dijamin bakal jadi tontonan favorit barumu. Yuk, intip serunya obrolan dengan dua otak di balik serial ini, yang bakal bikin kamu tertawa sekaligus berpikir.
Mengangkat cerita absurd di balik glamornya dunia film
Kalau kamu pernah penasaran seperti apa drama di balik layar Hollywood, The Studio wajib masuk watchlist-mu. Serial ini adalah hasil kolaborasi kreatif antara Seth Rogen (yang juga menjadi bintang utama dalam serial ini), Evan Goldberg dan James Weaver, yang sebelumnya sukses dengan berbagai proyek komedi. Bedanya, kali ini mereka menggali sisi absurd dan penuh kekacauan dari dunia studio film, lengkap dengan karakter-karakter eksentrik yang bisa bikin kamu ngakak sekaligus geleng-geleng kepala.
"Kami ingin menunjukkan realitas di balik industri yang kelihatannya glamor, tapi sebenarnya penuh kekacauan," ujar Evan Goldberg.
James Weaver menambahkan, "Semua orang berpikir kerja di studio itu keren dan santai. Tapi sebenarnya, banyak keanehan dan drama yang nggak masuk akal terjadi setiap hari."
Terinspirasi dari pengalaman nyata di Hollywood
Meski bergenre komedi, The Studio ternyata banyak mengambil inspirasi dari kejadian nyata yang dialami Evan dan James selama bekerja di industri film. Serial ini menjadi semacam "surat cinta yang sarkastik" untuk Hollywood—penuh humor, tapi juga menyentuh realita sesungguhnya.
"Beberapa cerita di serial ini benar-benar terjadi—kami hanya mengganti nama," ungkap Evan sambil tertawa. James juga mengaku, "Ini seperti terapi buat kami. Kami bisa menertawakan semua kekacauan yang pernah kami alami di industri ini."
Digarap dengan gaya dokumenter ala mockumentary
Salah satu hal yang bikin The Studio terasa unik adalah format mockumentary-nya. Penonton seakan diajak mengintip langsung kehidupan para karyawan studio lewat gaya dokumenter yang kocak dan penuh improvisasi. Format ini juga memberi kebebasan bagi para aktor untuk mengeksplorasi karakter mereka lebih dalam.
"Kami suka gaya dokumenter palsu karena terasa real dan spontan," kata Evan. "Format ini memungkinkan kami menangkap momen-momen lucu yang nggak bisa direncanakan."
James menambahkan, "It gives the actors space to be weird, and that’s when the magic happens."
Proses produksi yang bebas dan penuh eksperimen
Dalam proses syuting The Studio, tim produksi memberikan banyak ruang bagi para aktor untuk berimprovisasi. Mereka hanya diberikan naskah dasar, tapi selebihnya bebas berekspresi sesuai karakter. Hal ini membuat proses syuting terasa lebih hidup dan tidak kaku.
"Kami bilang ke para aktor, ‘Kalau kalian punya ide gila, coba aja!’" cerita James. Evan menambahkan, "Kami lebih suka menangkap momen spontan dibanding sesuatu yang terlalu dipoles. Kadang hal terbaik justru muncul dari kekacauan."
Kolaborasi dengan komedian favorit yang sudah lama diincar
Dalam The Studio, tim produksi berhasil mengumpulkan jajaran komedian berbakat yang sudah lama mereka incar. Beberapa dari mereka adalah wajah familiar di dunia komedi, dan chemistry antar pemain terlihat sangat natural. Hal ini tentu saja memperkuat elemen komedi dalam serial ini.
"Kami sudah lama ingin bekerja sama dengan mereka, dan akhirnya bisa terwujud di sini," kata Evan. James juga menambahkan, "Rasanya seperti mimpi bisa menyatukan orang-orang super lucu ini dalam satu proyek. Mereka bikin kami ketawa terus selama syuting."
Kritik halus untuk industri film lewat humor
Meski penuh tawa, The Studio juga menyisipkan kritik sosial yang cerdas terhadap industri perfilman, mulai dari ego besar para eksekutif hingga keputusan absurd yang sering terjadi. Namun, semua dikemas dengan sentuhan humor yang ringan dan relate untuk mereka yang memang menekuni industri ini .
"Ini bukan tentang menyindir satu orang atau satu studio. Tapi lebih kepada menertawakan sistem yang sudah gila dari sananya," jelas Evan. James pun sepakat, "Kalau kamu pernah kerja di industri ini, kamu pasti akan merasa, 'Oh my God, ini bener banget!'"
Serial komedi yang siap menghibur
Dengan semua keunikannya, The Studio bukan sekadar tontonan lucu, tapi juga punya lapisan makna yang lebih dalam. Lewat tawa, serial ini mengajak kita untuk memikirkan bagaimana sistem hiburan bekerja dan betapa absurditas sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
"Kami ingin orang-orang nonton ini dan tertawa, tapi juga mikir, ‘Apa iya kayak gitu?’" ujar Evan. James menutup, "Di balik semua lelucon, ada kebenaran yang kami coba sampaikan. Dan kadang, kebenaran itu memang lebih lucu daripada fiksi."