Bosan dengan serial yang itu-itu saja? Menurut POPBELA, coba kamu melirik The Studio. Serial garapan sutradara Seth Rogen dan Evan Goldberg ini menghadirkan kisah satir dengan sindiran tajam tentang bagaimana 'kacaunya' industri hiburan, khususnya di Hollywood.
Serial ini menghadirkan tawa dengan penggambaran kocak (dan terkadang terlalu jujur) tentang bagaimana rumitnya di balik layar industri perfilman. Dalam roundtable interview bersama dengan Seth Rogen dan Catherine O'Hara, mereka membocorkan banyak fakta menarik tentang proses kreatif dan penggarapan dari serial ini. Apa saja, ya? Simak, yuk!
Inspirasi di balik cerita 'The Studio'
Mengulik kisahnya, serial komedi The Studio bukan hanya sebagai hiburan, lebih dari itu, serial yang rilis mulai tanggal 26 Maret 2025 ini juga berisikan sindiran tajam yang terinspirasi dari realita dunia hiburan. Seth Rogen, yang juga menjadi co-creator, penulis naskah, sutradara, serta produser eksekutif ini mengungkapkan bahwa kisah The Studio sedikit banyak diambil dari pengalaman pribadinya selama berkarier di dunia hiburan. Ia juga memasukkan beberapa pengalaman nyata orang-orang di sekitarnya yang memang menggeluti dunia yang sama.
"Kami ingin menunjukkan betapa absurd dan lucunya dunia di balik layar produksi film besar. Kadang yang terjadi di ruang meeting jauh lebih dramatis dari filmnya sendiri," ungkap Seth.
Memang, jika kamu mengikuti jalan ceritanya, kisah The Studio terkesan fiktif dan dilebih-lebihkan. Namun di balik itu, The Studio sebetulnya berangkat dari masalah yang sangat relevan bagi siapa saja yang pernah bekerja di industri kreatif.
"Kami nggak perlu terlalu berimajinasi. Industri ini memang sudah cukup gila dengan sendirinya," tambah Seth lagi.
'Hijrahnya' Catherine O'Hara dari komedi keluarga ke komedi satir
Bagi generasi 90-an, nama Catherine O'Hara tentu sudah tidak asing lagi. Perempuan kelahiran 4 Maret 1954 ini dikenal sebagai Nyonya McCallister, ibu Kevin McCallister dari film Home Alone (1990). Dalam The Studio, Catherine berperan sebagai Patty, sosok eksekutif senior yang masih suka ikut campur dan nggak mau kehilangan kontrol di industri perfilman yang begitu dinamis.
Bagi Catherine, perannya sebagai Patty adalah karakter yang segar dan menantang untuknya. Karakter ini pula yang membawanya untuk 'hijrah' dari genre komedi keluarga, ke komedi satir.
"Patty itu keras kepala, ambisius, dan sering clueless. Tapi justru itu yang bikin dia menarik," ujar Catherine.
Selain memberikan karakter yang baru untuknya, bergabung dengan proyek The Studio memberinya kebebasan untuk mengeksplorasi sisi komedi yang lebih gelap, sarkastik, dan penuh sindiran. Baginya, ini adalah arena bermain yang baru, serta penuh tantangan.
"Biasanya aku main di komedi yang hangat dan penuh cinta. Tapi di sini, semuanya sarkastik, penuh sindiran, dan sedikit kejam. Dan itu sangat menyenangkan!" katanya.
Proses syuting yang penuh tawa
Pengalaman lainnya yang dibagikan oleh Catherine dan Seth tentang kisah di balik layar The Studio adalah proses syuting yang penuh tawa. Meski banyak tawa dan penuh komedi, proses syuting tetap berjalan profesional dan teratur, kok. Hal ini membuat suasana kerja menjadi begitu menyenangkan dan chemistry terbangun secara natural.
"Di lokasi syuting, kita ketawa hampir sepanjang hari. Tapi begitu kamera menyala, semuanya langsung fokus dan profesional," jelas Seth.
Catherine pun memberikan pujian kepada Seth yang menurutnya, sangat tahu kapan saatnya serius, dan kapan harus santai. Sehingga, proses syuting berjalan teratur dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
"Seth tahu bagaimana membuat semua orang merasa nyaman. Dia paham kalau suasana hati yang baik akan menghasilkan performa terbaik," ungkap Catherine. Kehangatan di balik layar ini terasa sampai ke layar, membuat The Studio jadi tontonan yang tidak hanya lucu tapi juga punya 'jiwa'.
Adegan lucu lahir dari improvisasi dan spontanitas
Adegan-adegan lucu yang tertangkap kamera saat syuting The Studio kebanyakan lahir dari improvisasi dan spontanitas. Seth Rogen sebagai sutradara memberikan ruang yang luas untuk para aktornya mengeksplorasi dialog dan bagaimana reaksinya agar komedi yang divisualisasikan bisa menjadi begitu segar dan natural. Kombinasi antara naskah solid dan kebebasan berekspresi inilah yang membuat The Studio terasa hidup dan unpredictable di setiap episodenya.
"Kadang-kadang, lelucon terbaik justru muncul dari momen yang nggak direncanakan. Dan kami selalu terbuka untuk itu," kata Seth.
"Ada banyak adegan yang jadi favoritku justru karena kami semua saling menimpali tanpa skrip. Rasanya seperti main teater dadakan," tambah Catherine.
Pesan di balik kisah 'The Studio'
Meski penuh dengan tawa di setiap episodenya, The Studio menyimpan pesan yang mendalam tentang ego, ambisi, dan kemampuan beradaptasi seseorang di dunia kerja modern. Seth Rogen mengatakan bahwa ia ingin penonton tak hanya mendapatkan hiburan, tapi juga merenung setelah menyaksikan berbagai kisah di serial ini.
"Ini bukan cuma tentang dunia perfilman. Ini tentang bagaimana orang dewasa berusaha mempertahankan posisi mereka di tengah dunia yang terus berubah," kata Seth.
"Kita bisa ikut tertawa karena kita tahu semua karakter ini punya sisi manusiawi yang kita kenal—mereka takut, mereka marah, mereka bingung. Dan itu membuat kita merasa dekat dengan mereka," tutup Catherine.