Istilah YOLO (You Only Live Once) tentu sudah tak asing lagi di telingamu. Singkatan tersebut mengacu pada gaya hidup yang mengejar kebahagiaan sesaat. Nah, kali ini muncul istilah lainnya yang bertolak belakang dengan YOLO, yaitu YONO (You Only Need One).
Arti YONO pun membuat penasaran warganet karena belum begitu familier. Namun sebenarnya, istilah ini sudah mulai dikenal sejak tahun lalu saat tren minimalis dan keberlanjutan mulai digaungkan. Kalau kamu penasaran lebih jauh tentang istilah YONO, simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya!
1. Apa itu YONO?
Munculnya istilah YONO di kalangan Gen Z (kelahiran 1997-2012) muncul sebagai respons dari tren YOLO yang populer sebelumnya. Berbeda dengan YOLO yang mengajak hidup sebebas-bebasnya, YONO justru sebaliknya.
Arti YONO atau You Only Need One menawarkan gaya hidup yang lebih bijaksana. Tren ini mengutamakan sikap sederhana dan bijaksana dalam memilih kebutuhan. YONO juga merespons konsumsi berlebihan yang akan berdampak buruk pada lingkungan maupun kesejahteraan diri sendiri.
2. Perbedaan YONO dan YOLO
Perbedaan YOLO dan YONO jika melihat dari definisinya tentu akan sangat bertolak belakang. Pasalnya, YOLO memiliki arti "hidup hanya sekali" sehingga menghasilkan keputusan-keputusan yang impulsif.
Filosofi hidup yang satu ini biasanya ditunjukkan dengan cara membeli barang mewah atau melakukan perjalanan yang tidak begitu perlu demi kebahagiaan sesaat.
Oleh karena itulah, YOLO sering dikritik karena mengabaikan perencanaan keuangan jangka panjang. Selain itu, YOLO juga bisa berdampak buruk pada lingkungan karena konsumsi yang tak terkendali.
Semua itu bertolak belakang dengan YONO yang mengajarkan konsumsi bijak. Dengan artian "kamu hanya butuh satu", maka diharapkan orang yang mengikuti filosofi hidup ini akan berfokus pada kebutuhan yang esensial. Aih-alih membeli banyak pakaian murah misalnya, mereka akan lebih memilih pakaian berkualitas.
YONO akan mengajak orang untuk mempertimbangkan benar-benar apa yang mereka butuhkan. Keputusan untuk memilih hal-hal material maupun keputusan dalam kehidupan pun akan lebih bijaksana dan dipikirkan dalam jangka panjang.
3. Cara menerapkan gaya hidup YONO
Setelah mengetahui arti YONO di atas, kamu mungkin tertarik untuk memulai gaya hidup ini. Berikut adalah beberapa penerapan yang bisa kamu ikuti.
- Memilih produk yang ramah lingkungan, misalnya dengan barang yang terbuat dari bahan daur ulang dan berbahan dasar alami.
- Memilih barang yang berkualitas sehingga bisa tahan lama, tidak mudah termakan dengan harga barang yang promo atau murah.
- Mengurangi pembelian yang impulsif dengan cara memikirkan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
- Mengurangi pemakaian barang sekali pakai, juga menggunakan produk yang reusable seperti botol minum dan tas kain.
- Perencanaan pembelian yang lebih bijak, misalnya dengan membuat daftar kriteria barang yang harus dipenuhi sebelum membeli.
- Memaksimalkan penggunaan barang yang sudah dimiliki. Caranya adalah dengan merawat dan memperbaikinya alih-alih langsung membeli.
4. Manfaat menerapkan gaya hidup YONO
Dengan penerapan gaya hidup YONO yang dinilai lebih bijak, maka ada banyak manfaat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari berikut.
- Memberikan manfaat finansial karena menghindari konsumsi berlebihan. Perilaku YONO juga akan memfokuskan pembelian pada barang yang berkualitas yang jangka panjang. Selain bisa mendorong kecerdasan finansial, YOLO juga akan membangun kebiasaan menabung dan investasi.
- YOLO juga akan berdampak positif untuk lingkungan karena jumlah sampah yang berkurang. Para produsen pun kemudian akan berlomba-lomba untuk menawarkan produk ramah lingkungan.
- Mengurangi stres dan kecemasan karena kepemilikan barang yang berlebihan. Ruangan pun menjadi lebih terorganisir dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
- Menghindari perilaku FOMO (Fear of Missing Out) dan menyadari bahwa tidak semua tren perlu diikuti. Sebab, FOMO tidak selalu berdasarkan pada kebutuhan yang sebenarnya.
Demikian arti YONO yang ternyata mengajak orang untuk hidup lebih minimalis dan menghindari konsumsi berlebihan. Setelah tahu definisi lengkapnya, apakah kamu juga tertarik untuk menerapkannya, Bela?