Problematik adalah sebuah istilah yang sering kita dengar di berbagai percakapan. Kata ini populer digunakan orang-orang di media sosial, untuk menggambarkan orang yang sering membuat masalah. Biasanya, istilah ini digunakan untuk menyindir seseorang yang dianggap memiliki perilaku yang suka memicu keributan, baik dalam hubungan sosial, pekerjaan, maupun kehidupan pribadi.
Tak jarang, kata 'problematik' digunakan dengan cara sarkastik untuk menilai karakter seseorang, karena tindakannya yang kontroversial atau sering memicu perdebatan. Lantas, apa sebenarnya makna dari problematik dan bagaimana ciri-cirinya? Yuk, simak pembahasan berikut ini.
Arti kata problematik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, istilah problematik merujuk pada suatu persoalan yang belum menemukan solusi atau jawaban.
Dalam kata sifat, problematik menggambarkan sesuatu yang bersifat menimbulkan persoalan atau kerumitan. Dalam percakapan sehari-hari atau bahasa gaul, kata ini juga digunakan dengan arti yang tak jauh berbeda dari makna aslinya.
Definisi orang problematik
Orang yang dianggap problematik biasanya adalah individu yang secara terus-menerus menunjukkan sikap, perilaku, atau sifat-sifat yang memicu masalah, konflik, atau ketidaknyamanan dalam hubungan sosial maupun interaksi sehari-hari. Mereka cenderung sulit diajak bekerja sama, kerap membawa drama, dan sering kali membuat orang di sekitarnya merasa terganggu atau tertekan.
Perlu dipahami bahwa sebutan "problematik" bukanlah istilah medis atau diagnosis resmi, melainkan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pola perilaku yang bisa menimbulkan persoalan dalam berbagai situasi sosial.
Setiap orang tentu pernah bersikap menyebalkan atau sulit di waktu tertentu, tapi yang membedakan orang problematik adalah bagaimana perilaku tersebut terus berulang dan memberi dampak negatif secara konsisten terhadap lingkungan di sekitarnya. Buat lebih jelasnya, yuk simak ciri-ciri orang problematik di bawah ini.
1. Selalu menyalahkan orang lain
Ciri-ciri orang problematik adalah mereka selalu menyalahkan orang lain sebagai penyebab masalahnya. Egonya yang tinggi membuat mereka cenderung menjadikan orang lain sebagai kambing hitam dari permasalahan mereka.
Karakter seperti ini muncul karena mereka tak mau menerima jika mereka bersalah. Daripada refleksi diri, mereka cenderung akan menyalahkan orang lain sebagai bentuk pertahanan diri.
2. Anti kritik
Ciri selanjutnya dari orang problematik adalah mereka yang ogah dikritik. Mereka akan cenderung bersikap defensif atau melakukan perlawanan untuk membela diri.
Perasaan ini bisa timbul karena seseorang yang problematik memiliki self love yang minim. Bagi orang yang problematik, beragam hal yang dapat menyenggol ego selalu terdeteksi sebagai ancaman, sekalipun hal itu sifatnya positif.
3. Manipulatif
Dampak lainnya sifat Narcissistic Personality Disorder (NPD) dari orang problematik adalah memanipulasi keadaan demi keuntungannya sendiri. Mereka dapat dengan mudah mengucapkan kebohongan meskipun merugikan orang lain.
Bagi orang problematik, sikap ini adalah salah satu kebiasaan mereka. Beberapa sebab mereka berbohong diantaranya untuk melindungi citra diri atau menghindar dari kewajiban mereka.
4. Tidak bisa dipercaya
Janji yang diucapkan dari seseorang yang problematik biasanya tidak bisa dipercaya, karena mereka cenderung manipulatif.
Omongan manis yang membuatnya terlihat baik lebih penting daripada menjaga harga dirinya. Meski omongan mereka terlihat manis, sebaiknya pikirkan sekali lagi untuk mengandalkan mereka.
5. Bersikap berlebihan
Salah satu hal yang akan kamu temui saat bermasalah dengan orang problematik adalah mendramatisir keadaan. Mereka selalu membuat masalah sepele menjadi besar. Kamu bisa melihat sikap mereka yang selalu berlebihan dan suka mengungkit masa lalu. Maka dari itu, kamu wajib bersikap tegas agar terhindar dari drama mereka.
Menghadapi orang problematik memang tidak mudah, tapi penting untuk tetap tenang dan tetapkan batas yang jelas. Komunikasikan perasaan secara asertif tapa terlibat dengan drama mereka. Jika perlu, cari dukungan atau jaga jarak demi kesehatan mentalmu.