Pernah dengar istilah hair porosity, Bela? Hair porosity atau porositas rambut merujuk pada seberapa mudah rambut dalam menyerap dan mempertahankan kelembapan. Setiap orang biasanya punya tingkat porositas yang berbeda-beda. Hal inilah yang bisa memengaruhi cara rambutmu merespons tiap produk perawatan.
Mengetahui porositas rambut akan membuatmu lebih mudah dalam memilih produk dan teknik perawatan yang tepat untuk rambutmu. Mau tahu lebih dalam apa itu hair porosity dan cara menentukan indikator rambut yang sehat? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
1. Apa itu hair porosity?
Dilansir dari Healthline, hair porosity merupakan istilah yang merujuk pada sejauh mana kemampuan rambut dalam menyerap dan mempertahankan air, minyak, dan nutrisi. Struktur rambut seseorang sebenarnya terdiri dari tiga lapisan utama, yakni:
- Kutikula: Lapisan luar rambut yang tersusun dari sel-sel bertumpuk seperti sisik. Fungsi utama kutikula ini ialah melindungi rambut dari kerusakan.
- Korteks: Bagian tengah dari batang rambut yang terdiri dari kumpulan struktur seperti sel dari keratin. Lapisan ini mengandung protein dan pigmen yang memberikan warna pada rambutmu.
- Medula: Lapisan terdalam rambut yang terdiri dari sel-sel tipis, lembut, dan transparan. Medula berfungsi untuk menyalurkan kelembapan dari celah terdalam batang rambut menuju bagian korteks.
Porositas rambut berhubungan langsung dengan bagaimana kutikula mengatur masuk dan keluarnya kelembapan. Agar rambut tetap sehat dan terhidrasi, kutikula yang ideal seharusnya tidak terlalu rapat sehingga air, minyak, serta produk pelembap lainnya dapat dengan mudah menembus sampai ke korteks.
Sementara itu, jika kutikula terlalu rapat, air dan minyak akan kesulitan masuk dan menyebabkan rambut kekurangan kelembapan. Jika kutikula terlalu lebar, rambut akan menyerap kelembapan secara berlebihan dan justru sulit dalam mempertahankan kelembapan karena terhidrasi secara berlebih.
2. Tingkatan hair porosity
Secara umum, porositas rambut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan karakteristiknya masing-masing.
1. Porositas rendah
Rambut dengan porositas rendah umumnya punya kutikula yang rapat. Akibatnya, rambut cenderung tampak kering dan sulit menyerap produk perawatan atau nutrisi. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
- Rambut terasa kering
- Rambut akan susah diatur karena produk styling sulit menempel atau diserap dengan baik
- Membutuhkan waktu lebih lama saat mengeringkan rambut setelah keramas
- Rambut kesulitan menyerap air sehingga membutuhkan waktu yang lama saat keramas.
2. Porositas sedang
Rambut dengan porositas sedang biasanya dianggap ideal karena kutikula yang tidak terlalu rapat sehingga memungkinkan rambut mampu menyerap air, minyak, dan nutrisi secara seimbang. Kondisi ini tentunya membuat kelembapan rambut tetap terjaga dengan baik. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
- Rambut terlihat lebih sehat dan berkilau
- Rambut mudah diatur dan hasil styling biasanya bertahan lebih lama
- Rambut cepat kering setelah keramas
- Hasil pewarnaan rambut lebih awet.
3. Porositas tinggi
Pada rambut dengan porositas tinggi, kutikula akan terbuka lebar. Hal ini membuat rambut menyerap kelembapan dengan cepat, namun juga mudah kehilangan kelembapannya. Akibatnya, rambut cenderung kering dan rentan rusak. Ciri-cirinya yaitu:
- Rambut terasa kering
- Rambut rentan patah, rapuh, dan bercabang
- Cepat kering setelah keramas, tetapi mudah kusut
- Rambut tampak kusam dan kurang berkilau.
3. Cara mengecek porositas rambut
Kamu ingin tahu rambutmu masuk ke dalam porositas mana? Berikut ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menguji tingkat porositas rambut, di antaranya:
- Tes penyerapan air
Cara paling mudah dan simpel untuk mengetahui tingkat porositas rambutmu yaitu dengan menyemprotkan air ke rambut yang kering. Jika air terlihat membentuk gumpalan air mirip kristal di permukaan rambut, hal itu menandakan porositas rambut rendah. Namun, jika rambut cepat basah, bisa jadi rambutmu memiliki tingkat porositas sedang atau tinggi. - Floating test
Ambil beberapa helai rambut yang basah dan tempatkan di dalam mangkok berisi air. Jika rambut mengapung di atas permukaan, mengindikasikan bahwa rambutmu termasuk porositas rendah. Jika rambut berada di tengah antara permukaan dan dasar air, maka porositasnya normal. Sementara, jika rambut langsung tenggelam, maka hal itu berarti porositas rambutmu tinggi. - Slip and slide test
Cara terakhir yang bisa dicoba yaitu melalui slip and slide test. Ambil sehelai rambut dan jepit dengan dua jari. Kemudian geser perlahan dari ujung rambut ke arah kulit kepala dan rasakan untaiannya. Jika rambut terasa kasar atau bertekstur jelas, porositasnya tergolong rendah. Namun, jika terasa halus saat digerakkan, hal itu menandakan porositas rambutmu termasuk normal atau tinggi.
Sampai sini, sudah paham apa itu hair porosity? Bisa kamu coba praktikkan sendiri untuk mengetahui porositas rambutmu, ya!