Di balik setiap penampilan memukau para selebritas, iklan-iklan fashion, hingga kampanye billboard yang menarik perhatian publik, ada sosok kreatif yang merancang gaya hingga ke detail terkecil—dialah fashion stylist. Profesi ini menuntut kepekaan terhadap tren, disiplin tinggi, serta kemampuan menjalin relasi dengan berbagai pihak, dari desainer hingga brand.
Salah satu nama yang tak bisa dilewatkan adalah Yoland Handoko, seorang fashion stylist terkemuka yang telah berkarier lebih dari satu dekade. Yoland menapaki kariernya dengan konsistensi, ketekunan, dan prinsip kuat. Kini, di balik karya-karyanya yang memukau, Yoland dikenal sebagai sosok yang bukan hanya berbakat, tetapi juga tulus dan penuh integritas.
Penasaran dengan perjalanan kariernya, Popbela akhirnya berkesempatan berbincang dengannya. Ditemui di sela-sela kesibukannya sebagai juri di POPBELA Beauty Awards 2025: Judges Gathering, Yoland bercerita mengenai awal kariernya yang sempat bertransformasi, tantangannya selama menjadi fashion stylist, hingga memberikan tips agar tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Yuk, simak obrolan bersama Popbela berikut ini!
Transformasi karier, dari dunia media ke jalur independen
Yoland Handoko memulai kariernya di industri fashion pada tahun 2008 sebagai asisten dari seorang fashion stylist senior. Sejak awal, ia sudah terbiasa mengerjakan berbagai proyek komersial seperti iklan, TV commercial, dan foto billboard. Setelah dua tahun berkecimpung di dunia komersial, ia pun bergabung dengan ELLE Indonesia pada tahun 2010 sebagai stylist sekaligus editor.
Perjalanan kariernya kemudian berlanjut ke Femina Group, di mana ia turut berkontribusi untuk majalah Grazia, serta dipercaya menjadi salah satu program director di Jakarta Fashion Week. Tepat sepuluh tahun sejak pertama kali menapaki industri ini, Yoland memutuskan untuk keluar dari dunia media pada tahun 2015 dan fokus menekuni jalur independen sebagai fashion stylist.
Ada momen lucu di balik styling pertama untuk Raisa
Yoland Handoko pertama kali menangani public figure saat diminta menjadi fashion stylist untuk Raisa. Ia mengaku sudah mengenal Raisa sejak penyanyi tersebut merilis single pertamanya, ketika dirinya masih bekerja di majalah.
Lucunya, ada momen salah paham yang tak terlupakan saat Raisa menyampaikan keinginannya melalui sang manajer.
"Yol, Yaya mau minang," ujar manajernya, yang membuat Yoland sempat mengira Raisa akan menikah.
Ia bahkan sempat mengucapkan selamat, sebelum akhirnya dijelaskan bahwa yang dimaksud adalah permintaan untuk menjadi fashion stylist pribadi Raisa.
Saat itu, Yoland sebenarnya lebih berfokus pada proyek-proyek komersial dibandingkan dengan styling artis. Namun, ia mengatakan, "Tapi karena aku udah kenal dan dekat juga sama Raisa, jadi kayak 'oh, ya udah, buat Yaya gapapa.' Baru abis itu bergulir ke artis-artis yang lainnya juga."
Pentingnya menjaga etika dan relasi di dunia fashion styling
Yoland Handoko mengungkapkan bahwa selama menjadi fashion stylist, ia menghadapi banyak tantangan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Namun, ia mengaku tidak terlalu mengingat detailnya satu per satu karena baginya, jika sudah dilewati, tak perlu terus dipikirkan.
Meski begitu, ia menyebutkan bahwa salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam profesinya adalah etika saat meminjam baju dari desainer. Ia menilai bahwa tantangan ini seringkali dihadapi oleh fashion stylist yang masih muda atau junior, terutama dalam hal menjaga dan menghargai barang pinjaman, serta membangun relasi yang baik dengan para desainer maupun brand.
"Paling harus hati-hati memeriksa barang, jangan sampai ada yang rusak, (dan) dijaga baik-baik, gitu," ujar Yoland.
Mindful beauty di tengah ledakan produk baru
Yoland Handoko menyambut positif maraknya brand lokal yang kini semakin kompetitif. Menurutnya, kualitas produk lokal saat ini tidak hanya mampu bersaing dengan brand luar, tapi juga menawarkan harga yang lebih terjangkau. Ia menyebut ini sebagai perkembangan yang menggembirakan dan layak didukung.
Namun di sisi lain, Yoland mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tren fast beauty, yang artinya terlalu banyak produk baru diluncurkan dalam waktu singkat oleh berbagai brand. Ia menilai fenomena ini bisa memicu perilaku konsumtif yang tidak sehat, terutama karena konsumen sering kali terdorong membeli bukan karena kebutuhan, melainkan karena takut ketinggalan tren (FOMO).
Menurut Yoland, konsumen perlu lebih mindful dalam berbelanja, dimulai dari mengenali jenis kulit, karakteristik pribadi, dan mempertimbangkan kebutuhan secara matang. Ia juga mendorong brand-brand untuk lebih bijak dalam mengembangkan produk agar tidak menciptakan limbah kecantikan akibat produksi yang berlebihan.
"Jangan sampai kita akhirnya jadi konsumeris, beli-beli berlebihan yang sebenarnya kita nggak butuh. Itu juga kemudian akan membuat brand-brand untuk lebih bijak lagi dalam mengeluarkan produk untuk nggak yang, 'eh, keluarin-keluarin ngasal' (tapi) akhirnya jadi sampah," jelasnya.
Prinsip profesional Yoland Handoko dalam dunia styling
Dalam menjalani profesinya sebagai fashion stylist, Yoland Handoko memegang teguh prinsip menjadi diri sendiri. Ia percaya bahwa bersikap tulus dan tidak berlebihan merupakan fondasi penting dalam dunia profesional, termasuk dalam membangun hubungan kerja.
“Kalau aku, sih biasanya, menjadi diri sendiri. Aku nggak pernah menjadi orang lain, atau berusaha menjadi orang lain. Jadi, yang nyaman aja aku lakukan,” ucapnya. "Itu berlaku juga dalam bersikap. Aku tidak pernah berlebihan, tidak pernah memuji berlebihan—misalkan, atau cari muka, dan lain lain sebagainya."
Disiplin juga menjadi nilai utama yang ia pegang, terutama dalam hal ketepatan waktu dan tanggung jawab dalam setiap proyek. Baginya, kepuasan klien adalah prioritas utama yang harus dijaga dengan minim kesalahan dan sikap profesional.
Selain itu, Yoland juga menekankan pentingnya tetap relevan di tengah cepatnya perubahan tren fashion. Ia selalu berupaya mengikuti perkembangan tren global agar dapat menerapkannya sesuai dengan kebutuhan klien. Tak kalah penting, menjaga nama baik dan merawat relasi profesional yang telah dibangun menjadi salah satu kunci keberlangsungan kariernya di industri ini.
"Terakhir, yang aku sebutkan sebelumnya juga, harus bisa menjaga nama baik sendiri, dan nama baik klien, serta menjaga relasi itu penting," tutupnya.
Get ready, Bela!
Tahun ini, BeautyFest Asia 2025 by POPBELA.com akan kembali hadir di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada 6–8 Juni 2025. Selama tiga hari penuh, kamu bisa belanja produk kecantikan favorit dari berbagai brand, mulai dari lokal hingga internasional.
Nggak cuma itu, ada juga beragam kegiatan seru yang sayang banget kalau dilewatkan. Catat tanggalnya, dan siap-siap meramaikan festival kecantikan paling dinanti kali ini!